Gelisah

Dia tengah berdiri dengan bimbang, bingung hendak berjalan ke arah yang mana. Terus ia mencoba menimbang langkah dan tujuan dia. Resah, gundah gulana hatinya.

Sejenak ia menghelakan nafas, menarik nafas kembali, terus ia lakukan itu hingga merasa asupan nafas telah memenuhi rongga dadanya. Kemudian ia menarik sebatang rokok, sekedar untuk menemani dia menghalau rasa gelisah. Setelah satu batang telah usai ia hisap, kegelisahan itu tidak kunjung sirna.

Ia mulai menghitung jumlah kendaraan yang lewat dihadapannya. ia mengelompokkan kendaraan tersebut atas rodanya. Ternyata di Jakarta ini jumlah kendaraan roda dua begitu banyak berseliweran. Mungkin memang motor lebih memudahkan orang untuk bergerak dan beraktifitas di padatnya kota Jakarta.

Entah sudah berapa kendaraan yang terhitung olehnya tetapi tetap gelisah itu ada. Tetap ia belum dapat memutuskan langkahnya. Kebimbangan masih saja menyelimutinya.

Hari sudah semakin gelap, badannya telah menjadi begitu lelah. Sudah berbatang-batang rokok ia hisap, sudah puluhan mobil ia hitung, ia sadar kegelisahan ini harus ia akhiri. Tidak bisa begini, setiap hal harus ada keputusan, akalnya berkata.

Ia ambil langkah mantap untuk menyusuri langkah kearah kiri. Sambil melangkah ia ambil ponselnya lalu mengetik sms :

” Yank, kamu ada dirumah? aku mampir yah. Coz i miss u so much ”

Send to
Ayank

Tak berhenti disitu jari jemarinya memainkan tuts ponsel. Ia masih mengirimkan sebuah sms lagi.

” Mah, papa hari ini nginep di kantor cape bgt kerjaan masih banyak. Baik-baik ya di rumah, kalo ada apa-apa sms atau telp.”

Send to
Mama

Hatinya pelan berkata, aku tidak akan ragu lagi menuju jalan kebahagiaanku sendiri. Bukan kebahagiaan siapa-siapa. Hanya aku yang tahu rasanya apa.

Author: Isma Miranda

Saya Tak ada yang istimewa. Seorang bankir yang senang menulis. Mencoba bertarung di arena kehidupan di Jakarta. Tak indah Tak juga sedih Tapi Jakarta mengajarkan saya untuk bertarung. Saya Hanyalah seorang perempuan yang terus belajar tentang cinta. Cinta kepada Tuhan yang saya wujudkan dengan cinta kepada apa yang saya jalani dan alami.

5 thoughts on “Gelisah”

  1. apa hubungannya hitung kendaraan dengan kegelisahan?? *setetes keringat menetes dari dahi, sinchan mode is on*

  2. Parah !
    Kebahagian diraih dari dosa perselingkuhan.
    Pahit memang hidup sekarang ini, ketika nilai suatu pernikahan tidak lagi dipandang sakral…
    Tapi tiap orang punya pilihan dan tiap orang pasti bertanggung jawab sendiri2 akhirnya…

    Kebahagiaan bisa datang dari mana aja kan jeng???
    Seperti hal nya cinta bisa datang dari mana aja…tinggal disikapinya aja yg perlu menyatukan akal, norma dan hati.

  3. well well another heartbreaking thought of yours..
    i keep having the blues everytime i read ur blog..

    gw setuju sama ekaria27 ma! 😀

  4. Heartbreaking thought is one of the favarite people looking for…
    Namanya juga komersillll neng….

    I’m just writing what cross my mind…n trrrraaaaaaa jadi deh satu tulisan….

  5. What a wild, Isma! But, kalo trjdi prselingkuhan ntah siapa yg hrs disalahain ya…. Since it could be an ‘effect’ not only ‘causa’…. But kayaknya boleh dicoba juga tuh… hahaha….

    Hehehehehe…..emang ga ada yang bisa disalahkan dari yang disebut rasa….hhehehehe
    Btw mo dicoba apaan nih??? *curiga.com*

Leave a reply to santi Cancel reply

Cerita Mukidi

Tertawa Itu Hemat

Musim Semi

berharap hangat itu sampai ke hatimu begitu juga cintaku

Ine Punya Cerita

Just a simple talking between me, my life and myself. :)

Indie Hero

Brian Marggraf, Author of Dream Brother: A Novel, Independent publishing advocate, New York City dweller

De Ēntín

Just another WordPress.com weblog

Legal Banking

Learning about Indonesian Legal Banking

Just on My Point of View

celoteh .:tt:.

- menulis saja -

KUPU-KUPU AKSARA

Lemaskan jemari, bebaskan pikiran dan biarkan aksara menyusun sendiri petualangannya

Kamera Kata

..mengkristal waktu bersamamu

WordPress.com

WordPress.com is the best place for your personal blog or business site.